Dalam
era globalisasi yang ditandai dengan perpindahan orang, pengaruh teknologi,
pengaruh media informasi, perpindahan uang dari negara kaya ke negara miskin,
serta pengaruh ideologi seperti HAM dan
demokrasi menuntut seseorang untuk lebih mempersiapkan dirinya menjadi orang yang
memiliki keseimbangan yang holistic antara intelektual, emosional, spiritual,
dan kinestetik. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. I Made Titib, Ph.D yang
adalah Rektor Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar pada acara Pengasraman Karma
Yoga bertemakan Melalui Pengasraman Karma Yoga kita tingkatkan etos kerja PT.
Bank Tabungan Negara (BTN) tanggal 16 Desember 2011. Pengasraman ini diadakan
melalui kerjasama antara Bank Tabungan Negara dengan Program Pascasarjana
Institut hindu Dharma Negeri Denpasar dimana pihak Bank Tabungan Negara sebagai
peserta yang mengikuti Pengasraman, sedangkan PPs IHDN Denpasar sebagai panitia
pelaksana yang menyediakan penbicara atau pemakalah dan instruktur yoga asanas
yang kesemuanya adalah dari dosen IHDN Denpasar. Acara Pengasraman ini
dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama dari tanggal 16 - 18 Desember 2011 dan tahap kedua mulai
tanggal 24 sampai dengan 26 Desember 2011.
Dalam
acara Pengasraman ini Prof Titib memaparkan mengenai konsep-konsep Karma Yoga
yang terinspirasi dari perjalanan hidup seorang yogi dari india yaitu Swami
Vivekananda, dimana beliau pernah mengajarkan bahwa biarlah tangan kita bekerja
dengan baik sambil hati kita selalu memuja Tuhan. Sesungguhnya karma yoga itu
adalah melakukan pelayanan dengan prima sesuai dengan swadharma masing-masing
yang dihiasi dengan kejujuranan dan ketulus ikhlasan. Selain Prof Titib dosen
lain yang memberikan Dharma tula adalah
Ida Pandita Mpu Jaya Acaryananda. Disini beliau mengungkapkan hal-hal dasar
yang menggerakkan manusia sehingga
manusia harus bekerja, dimana itu tiada lain adalah Pikiran manusia itu
sendiri. Pikiranlah sebagai sumbernya segala keinginan yang menggerakkan segala
kerja dan aktivitas yang baik maupun buruk. Oleh karena itu pikiranlah yang
patut diusahakan pengekangan dan pengendaliannya. Berawal dari pikiran proses
memanusiakan diri dimulai dengan
memilih, ini dikarenakan oleh pikiran yang memiliki dua sifat yaitu baik
dan buruk. Setelah memilih proses kerja pun dimulai yang mengantarkan
manusia mesti bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilih dan
dikerjakannya. Inilah hakekat dari karma yang akan berpahala sesuai dengan
kerja atau kegiatan yang dilakukan, dan
manusia mesti bertaggung jawab atas akibat yang ditimbulkannya. Ida pandita
juga menyampaikan kedudukan karma atau kerja itu menurut Bhagavad Gita,III,14
yang bunyinya “Annad bhavanti Bhutani,
Parjanyad annasambhavah, Yajnad bhavati parjanyo, yajnah karmasamudbhavah”.
Artinya adalah adanya makhluk hidup karena makanan, adanya makanan karena
hujan, adanya hujan karena yajna, adanya yajna karena kerja. Banyak lagi sloka
yang dikutip oleh ida pandita dalam memaparkan makalahnya.
Pembicara lain yang menyampaikan makalahnya
adalah Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si , yang menyampaikan makalah
bagaimana cara memaknai sasuluh hidup melalui tutur-tutur yang ada di Bali agar
mampu memberikan kesejukan terhadap kehidupan sekala dan niskala. Drs. I Made
Surada, MA. Menguraikan mengenai seni sastra untuk mencapai kesadaran diri yang
lebih baik, Jero mangku Subagia menyampaikan makalah mistik Dalam Bisnis, I
Wayan Nardayana, S,Sn., M.Fil.H. (Dalang Cengblong) yang menyampaikan mengenai
pembentukan karakter atau kepribadian yang terinspirasi dari karakter yang ada
pada wayang, serta Drs. I Made Sugata, M.Ag yang memberikan pengenalan mengenai
yoga asanas dan langsung mempraktekannya.
Untuk Berita dalam bentuk videonya bisa diunduh http://youtu.be/9twNa_i-vOc