Kamis, 29 Desember 2011

Pengasraman karma Yoga kerjasama Bank Tabungan Negara dengan PPs. IHDN Denpasar Bedugul 16-18 Desember 2011 dan 24-16 Desember 2011


Dalam era globalisasi yang ditandai dengan perpindahan orang, pengaruh teknologi, pengaruh media informasi, perpindahan uang dari negara kaya ke negara miskin, serta pengaruh  ideologi seperti HAM dan demokrasi menuntut seseorang untuk lebih mempersiapkan dirinya menjadi orang yang memiliki keseimbangan yang holistic antara intelektual, emosional, spiritual, dan kinestetik. Hal ini disampaikan oleh Prof. Dr. I Made Titib, Ph.D yang adalah Rektor Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar pada acara Pengasraman Karma Yoga bertemakan Melalui Pengasraman Karma Yoga kita tingkatkan etos kerja PT. Bank Tabungan Negara (BTN) tanggal 16 Desember 2011. Pengasraman ini diadakan melalui kerjasama antara Bank Tabungan Negara dengan Program Pascasarjana Institut hindu Dharma Negeri Denpasar dimana pihak Bank Tabungan Negara sebagai peserta yang mengikuti Pengasraman, sedangkan PPs IHDN Denpasar sebagai panitia pelaksana yang menyediakan penbicara atau pemakalah dan instruktur yoga asanas yang kesemuanya adalah dari dosen IHDN Denpasar. Acara Pengasraman ini dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama dari tanggal 16 -  18 Desember 2011 dan tahap kedua mulai tanggal 24 sampai dengan 26 Desember 2011.

Dalam acara Pengasraman ini Prof Titib memaparkan mengenai konsep-konsep Karma Yoga yang terinspirasi dari perjalanan hidup seorang yogi dari india yaitu Swami Vivekananda, dimana beliau pernah mengajarkan bahwa biarlah tangan kita bekerja dengan baik sambil hati kita selalu memuja Tuhan. Sesungguhnya karma yoga itu adalah melakukan pelayanan dengan prima sesuai dengan swadharma masing-masing yang dihiasi dengan kejujuranan dan ketulus ikhlasan. Selain Prof Titib dosen lain  yang memberikan Dharma tula adalah Ida Pandita Mpu Jaya Acaryananda. Disini beliau mengungkapkan hal-hal dasar yang  menggerakkan manusia sehingga manusia harus bekerja, dimana itu tiada lain adalah Pikiran manusia itu sendiri. Pikiranlah sebagai sumbernya segala keinginan yang menggerakkan segala kerja dan aktivitas yang baik maupun buruk. Oleh karena itu pikiranlah yang patut diusahakan pengekangan dan pengendaliannya. Berawal dari pikiran proses memanusiakan diri dimulai dengan  memilih, ini dikarenakan oleh pikiran yang memiliki dua sifat yaitu baik dan buruk. Setelah memilih   proses kerja pun dimulai yang mengantarkan manusia mesti bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilih dan dikerjakannya. Inilah hakekat dari karma yang akan berpahala sesuai dengan kerja atau kegiatan yang dilakukan,  dan manusia mesti bertaggung jawab atas akibat yang ditimbulkannya. Ida pandita juga menyampaikan kedudukan karma atau kerja itu menurut Bhagavad Gita,III,14 yang bunyinya “Annad bhavanti Bhutani, Parjanyad annasambhavah, Yajnad bhavati parjanyo, yajnah karmasamudbhavah”. Artinya adalah adanya makhluk hidup karena makanan, adanya makanan karena hujan, adanya hujan karena yajna, adanya yajna karena kerja. Banyak lagi sloka yang dikutip oleh ida pandita dalam memaparkan makalahnya.   


Pembicara lain yang menyampaikan makalahnya adalah Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si , yang menyampaikan makalah bagaimana cara memaknai sasuluh hidup melalui tutur-tutur yang ada di Bali agar mampu memberikan kesejukan terhadap kehidupan sekala dan niskala. Drs. I Made Surada, MA. Menguraikan mengenai seni sastra untuk mencapai kesadaran diri yang lebih baik, Jero mangku Subagia menyampaikan makalah mistik Dalam Bisnis, I Wayan Nardayana, S,Sn., M.Fil.H. (Dalang Cengblong) yang menyampaikan mengenai pembentukan karakter atau kepribadian yang terinspirasi dari karakter yang ada pada wayang, serta Drs. I Made Sugata, M.Ag yang memberikan pengenalan mengenai yoga asanas dan langsung mempraktekannya.  










Untuk Berita dalam bentuk videonya bisa diunduh http://youtu.be/9twNa_i-vOc